LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Percobaan ke: I
Hari dan Tanggal Percobaan: Kamis, 9 Maret 2017
Kelompok: 2 (Dua)
Grup: B
NAMA : YULIANA
NPM :
1643057090

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2017
DESTILASI SEDERHANA
I.
Tujuan Percobaan
a.
Memahami prinsip
dari destilasi
b.
Memahami fungsi
dari destilasi
c.
Memahami
prosedur mengkalibrasi termometer
d.
Memahami
prosedur pemisahan senyawa dengan menggunakan destilasi sederhana
II. Dasar Teori
Destilasi adalah suatu metode
pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih. Untuk membahas
destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan
ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode
destilasi, menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam
larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen
yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi adalah penguapan
cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih
suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer.
Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian
zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat
yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih
cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan
atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada
termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama
dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Maksud dan proses destilasi adalah
untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri
dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, destilasi merupakan
cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan yang
secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada 100ºC
dan etanol mendidih pada sekitar 77ºC. Perbedaan dalam titik didih inilah yang
memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: jika larutan campuran
etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap dari pada
air. Jika uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam
cairan yang dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari pada dalam larutan
aslinya (Harahap, 2003).
Destilasi
merupakan salah satu metode untuk memisahkan dan memurnikan campuran zat cair
yang didasarkan pada perbedaan titik didih dari komponen-komponen yang menyusun
campuran tersebut. Pada destilasi, uap-uap yang berasal dari cairan yang
mendidih mengalami pengembunan akibat adanya kondensor. Uap-uap yang mengembun
tersebut kemudian dikumpulkan dalam suatu wadah penampung (Schoffstal, 1999).

Gambar 1.
Destilasi Sederhana
(https://theprincess9208.wordpress.com/2012/11/20/destilasi-sederhana/)
Fungsi komponen dalam destilasi diantaranya:
1.
Labu destilasi, sebagai wadah atau tempat suatu
campuran zat cair yang akan didestilasi. Terdiri dari
a.
Labu dasar bulat
b.
Labu erlenmeyer khusus untuk destilasi atau refluks.
2.
Steel head, sebagai penyalur uap / gas yang akan masuk
ke pendingin, dan biasanya labu destilasinya sudah dilengkapi dengan leher yang
berfungsi sebagai steel head.
3.
Thermometer, digunakan untuk mengukur suhu uap zat
cair yang didestilasi selama proses destilasi berlangsung dan thermometer yang
digunakan harus beskala suhu tinggi diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi
dan ditempatkan pada labu destilasi atau steel head.
4.
Kondensor, memiliki 2 celah, yaitu celah masuk untuk
aliran uap hasil reaksi dan celah keluar untuk air keran.
5.
Labu didih, biasanya selalu berasa / keset yang
berfungsi untuk sebagai wadah sampel. Contohnya untuk memisahkan alkohol dan
air.
6.
Aerator, untuk menyalurkan air kedalam kondensor dan
mengeluarkan air dari dalam kondensor
7.
Batu didih, untuk menyeimbangkan panas suatu sampel
bahan kedalamnya.
Jenis-jenis destilasi
diantaranya:
1.
Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan
titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan
sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk
memisahkan campuran air dan alkohol
2. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada
campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C
atau lebih. Destilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan
uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat
mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur,
tapi dapat didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk
mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau
jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke
dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran
akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk
ke labu distilat (Sahidin,2008).
3. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa
yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau
mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas
150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan
titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air
dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai
penurun tekanan pada sistem destilasi ini (Sahidin. 2008)
4. Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih
komponen yang memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi
gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi
dari azeotrope tetap konstan dalam pemberian atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika
tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah.
Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang
komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih
ke campuran yang dihasilkan dari saling memengaruhi dalam kekuatan
intramolekuler dalam larutan. Azeotrop dapat didestilasi
dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan
air. Air dan pelarut akan
ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap
tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan
air lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult. (Sahidin.
2008)
III. Alat dan Bahan
a. Alat
No
|
Nama Alat
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1
|
Termometer
|
100ºC
|
1
|
2
|
Alat destilasi lengkap
|
Standar
|
1 set
|
3
|
Labu Erlenmeyer
|
250 mL
|
1
|
4
|
Tabung reaksi
|
Sedang
|
3
|
5
|
Rak tabung reaksi
|
Standar
|
1
|
6
|
Gelas kimia besar
|
500 mL
|
1
|
7
|
Penjepit tabung reaksi
|
Standar
|
1
|
8
|
Pemanas/heating mantle/waterbath
|
Standar
|
1
|
b. Bahan
No
|
Nama bahan
|
Wujud
|
Konsentrasi
|
Jumlah
|
1
|
Aquadest
|
cair
|
-
|
100 mL
|
2
|
Etanol
|
Cair
|
96%
|
100 mL
|
3
|
Aseton
|
Cair
|
-
|
100 mL
|
4
|
Es batu
|
padat
|
-
|
-
|
5
|
Garam dapur
|
padat
|
-
|
1000 gram
|
IV.
Prosedur Kerja


V. Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk
memahami prinsip dari destilasi, memahami fungsi dari destilasi, memahami
prosedur mengkalibrasi termometer, serta memahami prosedur pemisahan senyawa
dengan menggunakan destilasi sederhana. Pada praktikum ini dilakukan dengan
destilasi sederhana. Destilasi sederhana digunakan untuk menentukan titik didih
suatu cairan dan juga digunakan untuk memurnikan zat cair dari pengotor yang
terlarut dan mempunyai titik didih berbeda dengan cairan yang dimurnikan serta
digunakan termometer untuk menentukan titik didih. Untuk menghindari kesalahan
interprestasi zat yang dianalisis akibat kesalahan termometer, menjaga kondisi
instrument ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya. Untuk
mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan
laboratorium dan produksi yang dimiliki. Dengan melakukan kalibrasi, kita dapat
mengetahui seberapa jauh penyimpangan antara harga benar dengan harga yang
ditunjukan oleh alat ukur, maka sebelum
termometer digunakan dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi adalah
serangkaian kegiatan untuk menentukan serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. (Siregar Irvan M. 2009).
serangkaian kegiatan untuk menentukan serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. (Siregar Irvan M. 2009).
Pada tahap awal
praktikum ini, melakukan percobaan kalibrasi titik nol dan kalibrasi titik
seratus. Saat kalibrasi titik nol digunakan aquadest ±25 mL, aquadest
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu tabung reaksi tersebut dimasukkan ke
dalam beaker glass yang berisi es batu dan garam kasar. Percobaan dilakukan
triplo dan diperoleh data pengmatan berikut: dengan suhu ruangan 30ºC, suhu
awal sebelum dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi garam dapur yaitu
29ºC, pada percobaan 1 air membeku pada suhu 9ºC dalam waktu 5 menit 9 detik,
percobaan 2 air membeku pada suhu 0ºC
dalam waktu 3 menit 37 detik, percobaan 3 air membeku pada suhu 0ºC dalam waktu
4 menit 22 detik. Tujuan digunakan garam dapur adalah
sebagai campuran es yang dimaksudkan untuk menghambat proses pencairan es,
sehingga dapat membantu kita dalam melakukan penganalisisan terhadap titik beku
larutan yang di uji tersebut. Dalam penggunaan garam dapur, massa garam yang
digunakan jangan terlalu banyak dan juga jangan terlalu sedikit, sebab akan
mempengaruhi proses penurunann titik beku dan hasil yang didapat kemungkinan
kurang akurat. Namun apabila garam yang digunakan terlalu sedikit, penurunan
titik beku tidak mencapai suhu yang akurat, pembentukkan kristal yang terjadi
tidak sempurna. Selanjutnya dilakukan kalibrasi titik seratus atau disebut juga
dengan titik didih. Zat yang digunakan adalah aquadest. Pada kalibrasi titik
didih digunakan termometer yang sama saat kalibrasi titik nol. Tujuan kalibrasi
titik seratus adalah jika dalam
termometer yang dipakai untuk mengukur air mendidih dalam labu destilasi
menunjukkan angka 99-100ºC, dapat dipastikan bahwa termometer tersebut layak
digunakan untuk destilasi sederhana.
Setelah
dilakukan kalibrasi termometer, dilakukan percobaan destilasi sederhana. Larutan
yang dimurnikan yaitu air, aseton, dan etanol. Prosedur
kerja penggunaan destilasi sederhana yaitu pertama melihat dan mengetahui titik
didih zat campuran yang akan di destilasi, kemudian merangkai setiap komponen
alat destilasi dengan baik dan tepat, selanjutnya memasukkan campuran pada labu
destilasi (mengisi labu dengan zat sebanyak 2/3 bagian labu) lalu masukkan batu
didih. Kemudian mengisi waterbath dengan air yang disesuaikan dengan titik
didih sampel. Kemudian alirkan air pendingin dan amati termometer, apabila ada
cairan yang keluar sebelum titik didihnya, pisahkan cairan tersebut, sedang
apabila termometer menunjukkan titik didih sampel, amati agar suhu tersebut
selalu konstan dan tampung destilat yang dihasilkan. Hentikan destilat pada
saat sampel hampir (jangan sampai mengering) jika titik didih zat sampel lebih
besar dari titik didih zat pencemar. Sedangkan jika titik didih zat sampel
lebih kecil dari titik didih zat pencemar, maka detilasi dihentikan pada saat
suhu melebihi titik didihnya sebesar ± 50ºC. Perbandingan larutan yaitu
air-aseton dengan perbandingan 1:1 (air sebanyak 100 mL: aseton 100 mL) dan
air-etanol 1:1 (air sebanyak 100 mL: etanol 100 mL). Pada destilasi air, suhu
awal 30ºC dan suhu akhir 98ºC dengan volume destilat 56 ml dan mencapai titik
didih dalam waktu 39 menit, pada destilasi campuran air-aseton, suhu awal 30ºC
dan suhu akhir 54ºC dengan volume destilat 60 mL dalam waktu 6 menit, pada
destilasi campuran air-etanol, suhu awal 29ºC dan suhu akhir 78ºC dengan volume
destilat 30 mL dalam waktu 43 menit. Menurut literatur ketiga bahan tersebut
merupakan senyawa polar. Hal ini dikarenakan ketiganya memiliki titik didih
yang tinggi. Titik didih etanol adalah 78,37ºC, titik didih aseton adalah 56ºC
dan titik didih air adalah 100ºC. Titik didih air lebih tinggi dari pada etanol
dan aseton, dikarenakan air dapat membentuk ikatan hidrogen lebih banyak
dibandingkan etanol dan aseton. Ditemukan ketidaksesuaian hasil yang diperoleh
dengan literatur, hal ini perkirakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi destilasi diantaranya yaitu suhu atau
pemanasan, tekanan atmosfir, kesalahan kalibrasi, serta kesalahan praktikan
dalam ketepatan membaca termometer. Faktor yang sangat berpengaruh dalam proses
destilasi adalah suhu atau pemanasan. Jika pemanasan terlalu besar,
dikhawatirkan akan terjadi flooding (banjir/tersumbat). Ciri dari dari flooding
itu sendiri adalah tertahannya cairan di atas kolom, pada saat terjadi flooding
transfer masaa yang dihasilkan tidak maksimal. Ketika terjadi flooding, cairan
tidak dapat mengalir ke bawah lagi, tetapi akan terakumulasi atau bahkan dapat
terbawa ke atas oleh uap, sehingga proses destilasi harus segera dihentikan.
Apabila pemanasan kecil, maka proses pemisahan akan
berlangsung lama, akan tetapi hasil atau konsentrasi yang diperoleh akan lebih
baik dan mendekati semprna, dikarenakan proses pemisahan dan pendinginan
berlangsung semprna. Hubungan antara konsentrasi dengan besarnya pemanasan
yaitu apabila proses pemanasan terlalu tinggi, proses destilasi akan
berlangsung sangat cepat dan konsentrasi etanol (sampel) yang didapatkan kecil
karena air yang ikut terbawa ke atas dan terembunkan di dalam kondensor dan
ikut keluar menjadi destilat. Dalam percobaan, waterbath yang digunakan
dilaboratorium mengalami error, dimana waterbath suhunya tidak stabil/konstan.
VI. Kesimpulan
Dari percobaan yang
telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi
sederhana untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat
dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing.
2. Hasil akhir dari detilasi yang dilakukan yaitu:
a.
Air : 98ºC, V0 =200 mL, V1=144
mL,
menghasilkan destilat sebanyak 56 mL
b.
Etanol : 78ºC, V0 =200 mL, V1=70
mL,
mengahasilkan destilat sebanyak 30 mL
c.
Aseton : 54ºC, V0 =200 mL, V1=40
mL,
menghasilkan destilat sebanyak 60 mL
Menunjukkan hasil yang
berbeda dengan literatur, diperkirakan terjadi kesalahan dalam melakukan
prosedur praktikum, seperti kesalahan pemasangan alat, kesalahan kalibrasi
termometer, kondisi alat praktikum yang digunakan tidak stabil.
VII. Daftar Pustaka
Armid. 2009. Penuntun Praktikum
Metode Pemisahan Kimia. Kendari: Unhalu.
Harahap. 2003. ‘Karya Ilmiah
Produksi Alkohol’:6.
Schoffstal, A.M. (1999), Microscale and Miniscale Organic
Chemistry Laboratory Experiments, 1st edition, Mc Graw
Hill, New York, 57-75
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum
Kimia Organik I. Kendari: Unhalu.
Tim Dosen
Kimia Oraganik. 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Universitas 17 Agustus
Jakarta: Jakarta
Tiya Permana
Putri. 2012. Destilasi Sederhana. Jakarta. Di akses pada tanggal 25 Maret 2017 (https://theprincess9208.wordpress.com/2012/11/20/destilasi-sederhana/)
VIII. Lampiran
-
Kalibrasi titik nol
Percobaan
I
|
Percobaan
II
|
Percobaan
III
|
![]() |
![]() |
![]() |
-
Destilasi Sederhana
Air
|
Aseton
|
Etanol
|
![]() |
![]() |
![]() |
Jakarta, 25/03/2017
![]() |
![]()
Riong
Seulina P, M.Si
|
Dra.
Rasi BR. Bangun
|
Yuliana
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar